Tika senja pingin melabuhkan tirainya,
Tika jemari ligat menggerakkan pena yang tergenggam,
Terkumat-kamit sepasang bibir mulus itu melantunkan kata cinta,
Terbayangkan fatamorgana indah yang menjadi santapan mata,
Terbuai-buai dek memori yang menggamit jiwa,
Lantas monolog mula menguasai diri si dia.
Kau datang menjengah seperti halilintar yang memanah langit,
Kau pergi bak bayangan diri yang lenyap di sebalik cahaya,
Meninggalkan beribu kesan dan pesan yang menjadi taruhan,
Menggugah rasa terpendam yang makin dalam,
Berperang emosi dalam menyusun setiap kepingan yang ada.
Ada serpihan cinta yang menerkam atma,
Ada secarik gelisah menusuk ke sukma,
Ada segaris senyuman hinggap bersama,
Bertaut semuanya menjadi sebuah perasaan yang namanya rindu,
Sukar diterjemahkan melalui lisan mahupun tindakan.
Pertemuan dan perpisahan sudah menjadi aturan,
Setiap detik harus dihargai sebaiknya,
Sebelum bertukar menjadi kenangan yang menghantui jiwa,
Kerna, memori yang tercipta punya sejarah tersendiri,
yang bakal mengusik benak, lalu mengganggu mimpi malammu.
Mutiara_elFateh
1727 @ 110218
No comments:
Post a Comment